Pengaruh Latihan Terhadap Sistem Kardiovaskular.
Pengaruh latihan terhadap denyut jantung tiap menit seperti dikemukakan Wilmore and Costill (2005), bahwa denyut jantung adalah parameter yang sederhana dan cukup informatif, untuk mengukur tinggi rendahnya aktivitas tubuh seseorang. Denyut jantung seseorang yang normal, dalam arti tidak mengalami kelainan, rata-rata adalah antara 60-80 kali tiap menit. Sedang denyut orang-orang yang terlatih, lebih-lebih atlet yang menggunakan edurance tinggi, seperti atlet pelari jarak jauh, denyut jantungnya waktu istirahat dapat mencapai tingkat yang paling rendah, yaitu antara 28-40 kali setiap menit (Wilmore and Costill, 2005).
Tingkat denyut jantung seseorang yang paling rendah, diambil pada saat terlentang dengan tenang. Dalam tingkat latihan submaksimal, dan berlangsung secara stabil, denyut jantung meningkat cepat untuk selanjutnya stabil setiap menitnya. Keadaan stabil seperti ini disebut “
Stady State Heart Rate”. Yaitu suatu keadaan denyut jantung tidak lagi bertambah cepat oleh pacuan yang timbul karena latihan tersebut.
Makin tepat ambang rangsang suatu program latihan edurance terhadap peningkatan kekuatan otot jantung, makin baik pula akibat latihan tersebut terhadap efisiensi kerja jantung. Sebagaimana para
ahli fisiologi mengemukakan, bahwa otot jantung adalah sama dengan otot seranlintang lain, otot ini akan bertambah besar dan kuat apabila mendapat tahanan yang cukup barat dari suatu latihan (Wilmore and Costill, 2005). .
Para ahli fisiologi olahraga mengatakan bahwa, bagian otot jantung yang lebih nampak jelas mendapat pengaruh suatu latihan endurance adalah ventricu bagian kiri. Karena dari tempat ini darah diperas keluar ke seluruh tubuh, dan bagian ini pula merupakan bagian yang berdinding paling tebal (Wilmore and Costill, 2005). .
Pengaruh latihan terhadap sistem kardiovaskular :
Volume denyut adalah jumlah darah yang dipompa keluar jantung setiap denyut. Volume denyut, menurut Wilmore and Costil (2005), ditentukan oleh empat faktor, yaitu ;
a. Kembalinya darah venus ke jantung
b. Perbedaan pengembangan kedua ventricul
c. Perbadaan kontraksi kedua ventricul
d. Tekanan aortic, atau pulmonary artery.
Kedua faktor yang disebut lebih dulu, mempengaruhi pengisian ventricul yaitu berapa banyak jumlah darah yang dapat dimasukan, dan bagaimana mudahnya ventricul terisi dengan tekanan yang ada. Sedang kedua faktor yang disebut kemudian, mempengaruhi kemampuan ventricul mengosongkan diri yaitu suatu tenaga yang dikerahkan, untuk menekan darah supaya dapat mengalir arteri. Faktor-faktor tesebut mengendalikan perubahan denyut apabila terjadi peningkatan intensitas kerja atau latihan (Wilmore and Costill, 2005).
Karena volume tiap menit adalah hasil kali denyut tiap menit dengan volume denyut, maka apabila denyut tiap menit bertambah besar, bertambah besar pula volume tiap menit. Lebih-lebih pada saat pelatihan atau olahraga, kedua faktor tersebut akan naik lebih besar, demikian pula dengan kenaikan volume tiap menit (Wilmore and Costill, 2005). .
Darah yang dibagi ke jaringan-jaringan dalam tubuh, akan mengalami perubahan apabila seseorang mengubah posisi dari keadaan istirahat, kemudian melakukan aktivitas atau latihan olahraga. Darah akan dialirkan ke jaringan yang lebih banyak aktivitasnya. Pada saat istirahat hanya 15-20% darah dari seluruh volume tiap menit, yang dialirkan ke otot, sementara pada waktu latihan yang cukup melelahkan, otot akan menerima 80-85% dari seluruh volume tiap menit. Keadaan seperti ini disebabkan oleh karena terjadinya pengurangan pembagian yang ditujukan ke jaringan-jaringan otak, ginjal, jantung, hati, dan lainnya (Wilmore and Costill, 2005).
Tekanan darah systole meningkat berbanding lurus dengan kenaikan intensitas latihan, yang besarnya kurang lebih antara 120 mmHg pada waktu istirahat, bisa sampai 200 mmHg atau lebih pada suatu titik latihan yang melelahkan. Tekanan darah systole dapat mencapai 240mmHg sampai 250mmHg pada atlet yang sehat dan terlatih dengan intensitas maksimal. Kenaikan tekanan darah systole tersebut sebagai akibat langsung dari pada kenaikan volume tiap menit, yang disebabkan peningkatan kapasitas aktivitas tubuh.
Sedang tekanan darah diastole, dilaporkan sangat kecil perubahannya, dan bila terjadi bukan karena pengaruh latihan. Kenyataan menunjukan bahwa kenaikan tekanan diastole 10mmHg atau lebih, sudah dianggap sebagai hal tidak normal. Maka latihan perlu dihentikan, dan hal ini dapat diketahui dalam suatu tes endurance (Wilmore and Costill, 2005).
Belum ada tanggapan untuk "Pengaruh Latihan Terhadap Sistem Kardiovaskular"
Posting Komentar