Sistem Kardiovaskular pada Saat Aktivitas Fisik. Sistem kardiovaskular merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat daya tahan aerobik maksimal (VO2 max), kemudian sistem kardiovaskular ditentukan oleh kerja jantung. Karena jantung merupakan motor dari sistem peredaran darah. Berguna untuk mengantarkan oksigen/zat asam dari hasil metabolisme ke seluruh organ tubuh yang vital. Selain itu, berfungsi membawa sisa metabolitan dari jaringan tubuh untuk di ekresi keluar (Triangto, 2005).
Pengendalian sistem kardiovaskular ditujukan untuk memperlancar metabolisme tubuh, dengan cara mempertahankan tekanan dan pembagian darah ke dalam jaringan-jaringan. Pada saat latihan berlangsung, apabila keperluan oksigen dan zat-zat makanan untuk otot bertambah besar, secara reflek akan terjadi perubahan pengaliran darah seperti timbulnya kenaikan volume darah tiap menit dan bertambahnya jumlah darah yang mengalir ke otot-otot yang lebih aktif, sementara terjadi penurunan aliran kearah jaringan-jaringan yang kurang aktif. Namun aliran darah ke daerah rawan seperti otak dan jantung sendiri, akan tetap atau meningkat (Nala, 2011).
Untuk mempertahankan tekanan darah dalam arteri secara sistemik dan pemenuhan kebutuhan jaringan dalam tubuh, diperlukan koordinasi dalam jantung guna memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Proses ini dikerjakan secara serentak oleh saraf, mekanika biologis dan hormon-hormon yang dengan teratur mempertahankan homeostatis tubuh pada waktu istirahat maupun pada waktu bergerak, bekerja atau latihan (Nala, 2011). Selanjutnya dikatakan bahwa pada waktu aktivitas tubuh meningkat, terjadi tiga proses fisiologis dalam tubuh, yang menimbulkan penyaluran darah kearah otot-otot yang aktif (Nala, 2011) yaitu:
- Kenaikan aliran meningkat karena kenaikan keluarnya darah dari jantung atau kenaikan volume darah tiap menit.
- Bahwa darah diarahkan ke daerah jaringan yang aktif (dengan cara memperlebar saluran-saluran darah) yaitu yang disebut vasodilatasi.
- Terjadinya proses vasokontriksi, yaitu darah tidak diarahkan ke daerah yang kurang aktif.
Keadaan jantung mempertahankan volume denyut agar dapat membagikan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah sama atau ajeg, baik saat istirahat maupun selama aktivitas berlangsung, menimbulkan kenaikan denyut tiap menit. Kenaikan denyut seseorang dari posisi berbaring ke posisi duduk dan seterusnya berdiri, semata-mata untuk mempertahankan volume tiap menit, ini disebut cardiac output. Jantung dalam posisi tubuh bagaimanapun, akan selalu memompa darah ke seluruh tubuh melalui jalur-jalur yang disebut sistem vaskular, yaitu jalur yang terdiri dari saluran-saluran transportasi darah ke seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung (Nala, 2011).
Darah yang berada di bagian bawah tubuh akan diperlancar kembalinya kearah tubuh, karena terjadinya dua mekanisme dasar yaitu pernapasan dan kontraksi otot. Maka apabila aktivitas tubuh meningkat, latihan misalnya ; proses kembalinya darah ke jantung lebih lancar. Kelancaran proses penyaluran dan kembalinya darah ke jantung, mengakibatkan kesempurnaan proses metabolisme dalam tubuh, dan bahwa fungsi kelancaran aliran darah bukan hanya menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen tetapi juga membantu mempertahankan temperatur tubuh dari panas yang berlebihan maupun dari kedinginan yang berlebihan (Sajoto, 2002).
Respon kardiovaskular yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya. Karena pemakaian oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskular menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskular dapat membatasi nilai VO2 max (Sarkley, 2011).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sistem Kardiovaskular pada Saat Aktivitas Fisik"
Posting Komentar